Saya percaya bahwa apa yang akan saya sampaikan ini akan
menolong banyak orang dalam persoalan yang sedang mereka hadapi. Hal ini telah saya buktikan selama pelayanan saya yang sudah lebih dari lima puluh tahun sebagai seorang hamba Tuhan. Hal yang saya sampaikan ini mengandung kuasa untuk mengubah kehidupan seorang,mengubah masa depan sebuah desa atau kota,dan masa depan sebuah gereja, bahkan masa depan suatu bangsa secara keseluruhan.
Saya mengetahui bahwa banyak orang seolah-olah bergumul terus sepanjang hidupnya,melawan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti apa itu sebenarnya, sesuatu yang menyesalkan dan akhirnya menimbulkan rasa frustasi. Karena setiap kali mereka hampir berhasil mencapai sesuatu dalam kehidupan, seolah-olah ada sesuatu yang untuk menjegal mereka. Ada sesuatu yang merintangi mereka untuk menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang benar-benar mereka dan yang dapat melayani Tuhan sepuas hatinya.
ANAK-ANAK MENGHORMATI ORANG TUA
Firman Tuhan yang dibukakan oleh Roh Kudus itu mempunyai kuasa yang besar.Kalau kita mengerti hukum-hukum Allah tentang hubungan anak dan orang tua, maka dengan pengertian dan kemauan untuk taat, maka kita akan dapat menghormati orang tua dengan lebih mudah dan diberkati Allah dengan limpah.
HUKUM ANTARA ANAK DAN ORANG TUA.
Kita harus mengerti bahwa hukum yang berlaku antara anak terhadap orang tua dan orang tua terhadap anak itu tidak sama.Hukum antara orang tua terhadap anak adalah hukum biasa atau hukum setimpal.
Hukum antara anak terhadap orang tua adalah hukum khusus, yaitu hukum berlipat kali ganda (dalam hal yang baik dan yang jahat).
Jadi kalau orang tua bersalah terhadap anak, maka yang berlaku adalah hukum yang biasa, yaitu mata ganti mata dan gigi ganti gigi, ini hukum yang setimpal.
Keluaran 21:23-25 Tetapi jika perempuan itu mendapat kecela-kaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, Mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, Lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
Tetapi kalau anak bersalah terhadap orang tua, berlaku hukum lain, hukum khusus, yaitu hukum berlipat kali ganda.
Jadi bukan gigi ganti gigi atau bengkak ganti bengkak, tetapi bengkak ganti jiwa!
Keluaran 21:15 Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.
Keluaran 21:17 Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.
Imamat 20:9 Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri.
Kita dapat melihat dengan jelas bahwa hukuman yang harus dijatuhkan bagi anak yang bersalah terhadap orang tua adalah berlipat-lipat kali ganda, yaitu pukulan dibalas dengan kematian. Bukan dua atau tiga kali lipat, tetapi berpuluh-puluh, bahkan 100 kali ganda! Ini dijelaskan dan ditekankan lagi oleh Tuhan Yesus.
Matius 15:4 Karena Allah telah memerintahkan, kata-Nya: Hormatilah bapak dan ibumu! Dan lagi, siapa yang berkata-kata jahat kepada bapak atau ibunya, biarlah ia mati dibunuh (KJV: evil speaking).
Kalau anak-anak tidak mau menghormati orang tua, lalu kurang ajar, maka hukuman dan kutuk Allah berlaku atasnya, mengejar-ngejar hidupnya sampai berantakan.
Berapa banyak orang beriman yang sudah cukup baik beribadat, tetapi hidup, nafkah dan pelayanannya seperti dibungkus dengan suasana kematian, sebab mereka melanggar hukum Allah ini.
Anak-anak (anak kecil dan anak besar!) tidak boleh berkata-kata jahat kepada orang tuanya, apalagi kurang ajar atau berbuat hal-hal yang jahat, itu besar akibatnya, harus minta ampun dan bertobat selekasnya, supaya ja-ngan hukuman dan kutuk Allah me-ngejar dia.
Ingat kalau hukuman Allah mengejarnya, pasti kena!
Ada anak-anak yang sudah dewasa berpendirian bahwa anak dan orang tua sama saja. Sekalipun orang tua, kalau berbuat salah kepadanya, dibalas, dikata-katai dengan kata-kata jahat seperti yang dibuatnya kepada orang lain. Anak dewasa ini beripikir bahwa semua yang salah harus sama-sama diajar. Ini pendirian yang amat berbahaya!
Anak-anak dewasa yang berani seperti ini ada di bawah kutuk Allah, hidupnya akan pahit dan rohaninya tidak akan bisa tumbuh!
Juga ibadah dan pelayanannya jadi sia-sia.
Berapa banyak orang-orang beriman yang cukup sungguh-sungguh berbakti tetapi berkat Tuhan sangat minim baginya, sebab ia tidak menghormati orang tua. Seringkali karena ia tidak mengerti atau tidak mau mengakui hukum-hukum Tuhan dan tidak mau taat akan hukum dalam Wasiat Baru ini (Efe 6:1-3).
Jangan berkata-kata jahat pada orang tua, apalagi memaki, mengutuki, memukul dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya, itu kurang ajar terhadap orang tua, akibatnya sangat dahsyat.
Bukan dihukum orang tua sendiri (yang biasanya enggan menghukum), tetapi Allah yang maha kuasa sendirilah yang akan turun tanggan meng-hukum sesuai dengan Firman-Nya.
Kalau anak-anak menghormati orang tuanya, maka Tuhan akan memberkatinya sehingga hidupnya menjadi baik. Kalau Allah berkata “baik” itu berarti baik menurut ukuran Allah, itu luar biasa, limpah dan terjamin! “Baik” menurut ukuran iblis itu celaka besar, tetapi menurut ukuran Allah itu sungguh-sungguh bahagia sampai kekal! Juga orang-orang ini akan panjang umurnya, hidup lama di atas bumi. Bukan saja sampai tua tetap hidup, tetapi hidup lama dengan baik dalam ukuran Allah. Sebab itu orang-orang beriman harus sungguh-sungguh memperhatikan hukum khusus ini, yaitu dengan sungguh-sungguh meng-hormati orang tuanya dengan segenap hatinya.
Jangan jadi anak kurang ajar terhadap orang tua, itu pasti menarik hukuman Allah, tidak akan ada seorang pun yang bisa lolos dari Allah dan dahsyat hukuman-Nya.
Tetapi yang taat akan Firman Tuhan, hormat akan orang tua, maka berkat Allah pasti akan sampai kepadanya, tiba pada alamat yang tepat .
ORANG TUA YANG KURANG DI AJAR
Selain anak-anak yang tidak mengenal Firman Tuhan dengan baik, juga ada banyak orang tua yang tidak atau kurang diajar dari Firman Tuhan sehingga tidak tahu kewajibannya sebagai orang tua di dalam Tuhan. Orang tua juga mempunyai tanggung jawab tertentu dalam mendidik anak-anaknya.Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
Orang tua tidak boleh berkata-kata, bersikap atau berbuat hal-hal yang menyebabkan timbulnya amarah anak-anaknya. Berapa banyak anak-anak jadi sangat jengkel sampai tidak tahan dan marah-marah sebab orang tua berkata-kata seenaknya, memarahi, mengata-mengatai, membentak-bentak dan bersikap benar sendiri, tidak bertindak dengan adil atau benar.
Orang tua jangan memerintah anak-anak dengan seenaknya karena berpikir bahwa dia adalah orang tua dan anak-anak harus taat, titik!
Beberapa banyak orang tua tidak peduli pemikiran atau pertimbangan anak-anaknya, pokoknya kehendak dan perintah orang tua itu adalah hukum yang benar dan anak-anak harus taat, tidak boleh dilanggar dengan alasan apa pun. Anak-anak menjadi jengkel dan penasaran sehingga mereka lari atau marah.
Mengapa ada beberapa orang tua seperti ini?
Sebab mereka sudah biasa ngawur (sembarangan) dalam mendidik anak dari kecil.
Pada waktu anaknya masih kecil, si anak tidak mengerti mana yang baik atau jahat, mana yang betul atau salah. Sebab itu kalau orang tuanya mengata-ngatai atau bertindak seenaknya saja, si anak yang memang tidak mengerti dan tidak bisa melawan (sebab kecil dan tidak berdaya, lagi pula ia 100% bergantung pada orang tuanya), tidak bisa bereaksi apa-apa kecuali mena-ngis dan bingung.
Ada seorang ibu memukul anaknya (umur 2 tahun) dengan keras. Anak itu menangis kesakitan. Mertuanya datang dan berkata: kalau engkau memukul anakmu sampai mati pun ia hancur dan mati tanpa tidak bisa melawan dan engkau pasti menang. Si ibu ini tiba-tiba tersentak dari kebiasaannya memukul. Sekarang ia baru insyaf, bahwa ia menghadapi orang yang sama sekali tidak berdaya melawan segala kemarahannya dan sejak saat itu ia bertobat!
Begitu yang terjadi pada semua anak-anak kecil yang dipukul atau dikata-katai seenaknya saja oleh orang tua yang tidak menahan nafsu.
Kalau orang tua tidak bertobat dari kebiasaan yang salah ini, maka kebiasaan ini akan dibawa terus sampai anak-anaknya menjadi dewasa.
Pada waktu anak-anaknya sudah dewasa, mereka sudah dapat berpikir dengan wajar, sudah dapat membedakan mana yang betul dan salah, mana yang baik dan jahat. Tetapi orang tua yang tidak mau bertobat, terus saja dengan kebiasaan yang salah sebagai raja yang paling berkuasa di rumah dan semua harus tunduk dan taat. Tetapi sekarang anak-anak yang sudah dewasa, bukan lagi kanak-kanak, mereka dapat berpikir dan menimbang. Orang tua yang tetap memerintah dengan paksa dan ngawur itu menimbulkan banyak penderitaan dan kejengkelan di dalam hati anak-anak, apalagi anak-anak yang mau menghotmati orang tua, tetapi orang tua selalu menimbulkan kejengkelan sebab tindakan-tindakannya yang keliru, nga-wur, tetapi tidak mau disalahkan.
Kadang-kadang anak-anak yang tidak tahan menjadi marah dan melawan, tetapi orang tua mencapnya sebagai anak yang kurang ajar. Ini yang dilarang Firman Tuhan!
Orang tua jangan menjadi raja yang tidak pernah salah dan tidak peduli pikiran dan pertimbangan anaknya.
Ini kesalahan banyak orang tua, apalagi yang kaya, yang sukses dan berkedudukan, tetapi tidak bisa menahan diri. Juga tidak jarang ada pada orang tua yang gagal, miskin, bodoh juga berkelakuan seperti ini, sebab kebiasaan yang jelek itu tidak dibuang sejak permulaan, ikut terus sampai anak-anaknya sudah menjadi dewasa.
Sebab itu orang tua seperti ini harus sadar akan kesalahannya, me-ngakuinya dan bertobat, berhenti, berubah di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, pasti Roh Kudus akan menolong dan yang sungguh-sungguh mau hidup baru, dengan pertolongan Firman Tuhan dan Roh Kudus pasti dapat berubah!
Untuk pengantin baru dan orang tua yang anak-anaknya masih kecil! Kalau mereka mendapat pengertian seperti ini, itu suatu kesempatan yang amat besar dan amat baik bagi mereka.
Orang tua harus belajar sejak anak-anaknya masih kecil untuk:
1. Tidak berkata-kata dengan ngawur, apa lagi mengata-ngatai anak-anaknya tanpa alasan, ini kebiasaan yang buruk dan berbahaya! (Jangan bicara yang tidak baik: bodoh, tolol terus menerus, gila, binatang, anjing, jembel, bajingan dan seterusnya).
Kalau seorang anak bersalah dan perlu dinasehati atau ditegur, orang tua harus dengan sabar dan jelas menunjukkan salah si anak dan bagaimana memperbaikinya!
Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan!
Ini juga sekaligus mendidik orang tua itu sendiri untuk tidak bersikap atau bertindak ngawur dalam setiap kata-kata, sikap atau tindakannya!
Jangan menghukum atau bertindak sebelum mengetahui duduk persoalannya dengan betul. Jangan memarahi anak-anak hanya karena kejengkelan di kantor atau kejengkelan dengan orang lain. Anak-anak bukan tempatnya mencurahkan amarah dan kejengkelan, tetapi anak-anak perlu dididik dengan betul!
Sekalipun anak-anak masih kecil dan tidak tahu apa-apa, perlakukanlah mereka seperti orang yang sudah mengerti dan dewasa dengan maksud supaya kata-kata, sikap dan tindakan orang tua jangan ngawur! Sekali-sekali jangan anak-anak dijadikan sasaran emosi atau amarah yang tidak bisa diledakkan di tempat lain, itu dosa orang tua terhadap anak-anak dan menghancurkan hubungan manis anak orang tua. Setiap kata, sikap dan tindakan harus ada perhitungan yang adil dan jujur, bahkan penuh dengan kemurahan dan kasih yang bijaksana.
2. Orang tua, baik bapak, apalagi ibu harus tumbuh di dalam pengertian Firman Tuhan dalam semua seginya!
Orang tua harus mengerti tentang pendidikan anak-anak menurut Firman Tuhan*), tetapi juga mengerti Firman Tuhan tentang semua segi hidup lainnya, sebab anak-anak membutuhkan pendidikan rohani dalam segala segi hidupnya.
Didik dan nasehatilah anak-anak de-ngan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan sejak kecil, bahkan sejak lahir, maka Firman Tuhan tersebut tidak akan dilupakan untuk seterusnya.
Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Kalau orang tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan, maka yang ditanam di dalam anak-anak adalah kebenaran diri sendiri atau falsafah dunia, yang di kemudian hari akan menjadi falsafah hidup yang juga salah dan sukar dihapus. Sebab itu orang tua harus rajin belajar Firman Tuhan langsung dari pembacaan Firman Tuhan dan dari pelajaran-pelajaran rohani oleh Gembala Sidang dan hamba-hamba Tuhan yang betul, supaya orang tua betul-betul mempunyai pengertian Firman Tuhan yang betul.
Dengan Firman Tuhan dan pe-ngurapan Roh Kudus, orang tua pasti dapat menabur Firman Tuhan yang betul, menanam benih yang baik dan pasti akan menuai buah-buah yang manis, sekalipun dunia kita sekarang sudah rusak oleh dosa dan banyak orang hidup dalam dosa.
Kesimpulan:
Orang tua jangan bicara, bersikap atau bertindak ngawur (baik minta, menuntut, memerintah, menentukan, mena-sehati atau menegur dan sebagainya). Jangan menganggap diri sendiri yang benar dan anak selalu salah. Jangan bertindak seenaknya saja sehingga membuat anak-anak jadi jengkel dan akhirnya marah, itu melawan Firman Tuhan.
Orang tua harus sadar kekurangan-kekurangan yang ada bertobat daripadanya, supaya jangan hubungan anak orang tua jadi rusak dan pahit. Kalau orang tua memperhatikan Firman Tuhan, maka hubu-ngannya dengan anak-anak akan manis dan penuh kasih, suatu persekutuan yang akrab, manis dan sangat indah untuk selama-lamanya di dunia dan di Surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar