Iya nih......aku lagi kepikiran pengen studi lanjut keluar negeri...
Ups jangan dimarahin ya...he he he. Lha wong yang sekarang aja studi nya belum kelar (malah baru dimulai kalee), udah mikirin jenjang selanjutnya.
Ups jangan dimarahin ya...he he he. Lha wong yang sekarang aja studi nya belum kelar (malah baru dimulai kalee), udah mikirin jenjang selanjutnya.
Dipikir2 ini kontradiksi sekali dengan jalan pikiran aku tiga belas tahun yang lalu. Waktu lulus S-1 aku sempet bilang...."hmpfh, udah cukup deh ya sekolah", gak lagi2 deh menderita belajar n bikin tugas mpe begadangan, ketar ketir tiap ujian, mata kuliah nya dosen pelit nilai, apalagi harus disidang dihadapan dosen penguji ....udah deh, gak lagi2.." he he he
Tapi waktu terus berganti, banyak yang telah terjadi...(kayak lagu Gemilang nya Krakatau),
Euforia jadi dosen muda dah lewat, sasaran tembak sebagai struktural udah dapet, bahkan parameter tertinggi yang sejak awal aku kerja menjadi target operasi (halah!!!) saat ini menjadi bagian hidup yang ternyata gak indah2 amat dan memberi warna stress yang lumayan tinggi buat guwe.
Menikah diusia muda saat teman2 sibuk mencari kerja, punya dua anak yang manis dan "mudah", dan berbagi tanggungjawab serta impian dengan suami membuat di titik ini kami alhamdulillah berada di "comfort zone".
Kalo meminjam sebaris kalimat Tuhan, harusnya aku sudah harus berada dalam koridor..."maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan kamu ingkari ?!"
Tapi meminjam pula sebuah teori yang sempat kami ; aku dan suami serta teman kami Mappe (thanks mappe, ebi...dah temenin kami ngobrol) dengungkan saat ngobrol ringan dimobil sepanjang jalur gadog-cisarua bahwa bila hidup ini dimisalkan seperti kurva "Life Cycle Product" maka aku sedang berada di titik mature yang cenderung jenuh.....nah titik selanjutnya pada kurva ini adalah penurunan yang akhirnya mencapai titik non produktif.
Duh..kayaknya sayang banget ya saat kita justru berada di usia produktif kok malah kontradiktif dengan prestasi or performa. Dan teman kami mengatakan, "bikin kurva baru nDa....". Yup....bikin kurva baru.... bikin kurva baru....bikin kurva baru....(semangat seperti mendapat darah segar, mengalir ke seluruh aliran darah dalam tubuh....hangaaaat)
Kurva baru.....terus merajai pikiran di hari2 aku selanjutnya, dan hukum tarik menarik bekerja, satu persatu kejadian2 yang memberi informasi dan mendekatkan aku pada sebuah bentuk kurva baru.....
ada Deni yang lagi studi lanjut di Taiwan yang sering bikin mupeng dengan upload-an photo2 nya di multiply (thanks Deniiii),
ada intan (temen SD gue...!!!) yang ntah kenapa tiba2 aja muncul via yahoo messanger dari malaysia setelah tahunan gak ketemu dan menambah racun dalam kepala gua melalui cerita2 tentang sekolah dan hidupnya disana,
ada sugio mahasiswa ku di papua yang bilang, ibu aku mau ke kanada dapat tawaran sekolah disana,
ada Lala yang juga lagi belajar di Australia...duh semuanya bikin aku mupeeeeeng.
dan ada teman2 lain yang selalu bikin aku berani punya keinginan...
Ampe kebawa mimpi nih.
Tapi gak ada guna juga kalo sekedar mimpi khan, kudu melakukan sesuatu untuk impiannya khan, berani bayar harganya khan untuk itu....?!
Pagi ini aku memutuskan bahwa setidaknya (lebih cepat lebih baik) akhir tahun akademik 2009, aku sudah harus mundur dari jabatan yang sekarang. meski harus kehilangan sejumlah rupiah tunjangan jabatan yang "hmmmmmm.....kadang bikin berat untuk beranjak". Melepas atribut dan kerjaan2 turunannya dan bisa fokus ke kuliah yang sekarang agar bisa lulus secepatnya, dan kemudian harus berani meninggalkan comfort zone tuk membangun kurva baru. Menikmati tantangan2 baru yang akan ditemui dalam perjalanan itu. Memberi warna baru dalam kehidupan aku.
Pagi ini bangun tidur yang pertama aku lakukan adalah buka www.dikti.org, ngapaiiiiiin Donna?! Xi xi xi....nyari info scholarship. Biar makin mupeeeeeeeng he he he.
Ini cuplikan syair lagu yang aku lagi suka:
I believe I can fly..
I believe I can touch the sky...
I think about it everynight and day...
spread my wings and fly away..
I believe I can fly.........
MATA
KEPALA
- Normalnya, manusia berkedip sekitar 8-15 kali per menit. Kalo seseorang berkedip lebih sering (40-50 kali permenit), itu artinya kalo dia sedang gelisah atau berada dalam tekanan. Kedipan yang lebih sering juga biasa dilakukan oleh orang yang lagi bohong
- Ada juga gerakan mata bolak balik secara cepat tanpa menggerakan kepala. Ini artina dia sedang berusaha menghindar dan pengen pergi dari tempat itu. Atau menandakan juga orang lagi BT
- Menyipitkan mata menunjukkan rasa ga setuju sama sesuatu, atau lagi khawatir, atau sedang konsentrasi.
- Jika mata bergerak ke kiri dan ke bawah, itu tandanya ia sedang bicara dengan diri sendiri. Sedangkan mata yang bergerak ke kanan dan ke bawah, itu tandanya orang itu lagi mikirin perasaannya.
- Kalau ada orang matanya bergerak ke atas dan ke kiri, tandanya orang itu lagi mikirin sesuatu yang udah terjadi. Kalau matanya bergerak ke atas dan ke kanan, itu nunjukin kalau orang iitu lagi membayangkan sesuatu.
TANGAN
- Menurut penelitian, orang yang nganggukin kepalanya berulang-ulang bakal dapetin informasi 4 kali lebih banyak dibanding orang yang nggak gerakin kepala sama sekali. Sekali lagi 4 kali lebih banyak. Wow!
- Anggukan yang pelan nunjukkin tanda agar lawan bicara terus membicarakan omongannya.
- Anggukan yang cepat tandanya dia paham atau mengerti, atau bisa juga pertanda dia nggak sabar mau ngomong sesuatu.
- Menggaruk kepala, memegang kuping, atau perilaku ganjil lainnya menunjukan rasa gelisah, cemas, dan menindikasikan kebohongan.
- Nih, kalo lawan bicara kita menutupi mulut dengan jari-jari dimana ibu jari menekan pipi, kayaknya itu tandanya dia gak percaya, gak setuju, atau menolak pembicaraanmu. Dan kalau ada orang yang tiba-tiba melakukan gerakan ini saat lagi ngomong, besar kemungkinan dia sedang bohong.
- Memegang bagian leher juga bisa jadi tanda kegelisahan. Perempuan biasanya memegang leher bagian depan, sedangkan laki-laki memijat leher bagian belakang untuk menenangkan diri. Perasaan tertekan juga ditunjukkin cewek dengan menutupi bagian bawah lehernya, tepat di bawah tulang dada. Terkadang mereka juga memainkan sesuatu (kayak aksesoris) yang berarti mereka sedang punya beban pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar